Seorang ibu bertanggung jawab terhadap orang-orang yang berada dibawah pengurusannya, yaitu putra-putrinya, baik mereka yang masih kecil atau pun sudah besar. Sungguh, ALLAH meninggikan kedudukan seorang ibu, sehingga ALLAH memerintahkan kaum muslimin untuk berbakti kepadanya dan menjanjikan pahala yang sangat besar bagi orang-orang yang berbakti kepadanya. ALLAH SWT berfirman ,
“ Rabbmu telah memerintahkan, “Janganlah kalian beribadah kecuali kepada-Nya , berbuat baiklah kepada kedua orang tuamu. “ (QS. Al-Isra : 23)
Allah memerintahkan kita untuk berbuat baik kepada ibu setelah pengorbanan berat yang dialami oleh seorang ibu, berupa mengandung dan kesusahan-kesusahan yang dialaminya sampai kepada pengorbanan seorang ibu dalam mendidik anak-anaknya.
Kita sangat membutuhkan seorang ibu yang dapat mendidik anak-anaknya agar mereka tidak tergantung kepada dunia, terfitnah oleh dunia dan menjadikan dunia sebagai tujuan dan keinginan mereka. Pendidikan yang mengajarkan kepada mereka untuk melongok kepada janah dan kenikmatannya yang kekal, dan menjadikan sebagai tujuan mereka. Pendidikan yang mengajarkan kepada mereka untuk menjauhi sebab-sebab yang dapat mengantarkan mereka kepada neraka jahanam. Pendidikan yang mengajarkan mereka untuk bertaqarub(mendekatkan) kepada ALLAH, mencintai-Nya, memohon pertolongan kepada-Nya serta mengagungkan-Nya. Pendidikan yang menanamkan kecintaan kepada dien(agama) ini, pengamalannya dan pendakwahannya. Serta pendidikan yang mengajarkan mereka untuk berjihad di jalan ALLAH dan memusuhi musuh-musuh-Nya serta mencintai wali-wali-Nya
Sesungguhnya kita sangat membutuhkan seorang ibu yang mengharapkan pahala dalam mengurusi suaminya sehingga sumianya ridha terhadapnya, tidak membuat sedih suaminya dan menaati suaminya dalam perkara-perkara yang bukan merupakan kemaksiatan kepada ALLAH sang Khaliq.
Kita sangat membutuhkan seorang ibu yang memperhatikan agama anaknya sebagaimana ia memperhatikan tubuhnya. Seorang ibu yang membentangi agama anaknya sebagaimana ia membentengi tubuhnya dari sesuatu yang mencelakainya.
Namun, pada zaman ini sangat sedikit ibu yang mau mengawasi anak-anaknya. Ibu-ibu itu tidak merasa takut kepada ALLAH, mereka membiarkan putra-putrinyaberjalan diatas kesesatan dan kebodohan, sampai-sampai mereka tidak mengerjakan shalat, tidak menunaikan shiyam(puasa) dan tidak mengeluarkan zakat. Anak-anak kecil itu tumbuh diatas kesesatan dan kebodohan. Dan ketika mereka mencapai 18 tahun atau lebih, para ibu itu baru memberikan pengarahan kepada mereka, padahal pada usia tersebut seorang anak sudah tidak suka mengubah perilakunya.
Hal itu membuat celah antara ibu dengan anaknya semakin lebar. Kemudian, mereka(ibu) masih saja mengatakan, “ Begitulah anak-anak generasi sekarang ini. “ Dengan kalimat-kalimat seperti ini, mereka(ibu) ingin melepaskan diri dari tanggung jawab.
Imam asy-Syafi’i yang telah berkata,
Kita menganggap zaman kita memiliki aib, padahal aib itu ada pada diri kita sendiri
Padahal zaman ini tidak memiliki aib selain diri kita sendiri
Mereka mengarungi zaman ini tanpa perahu
Seandainya zaman ini dapat berbicara kepada kita
Kita pura-pura tidak tahu
Dengannya kita menipu orang yang melihat kita
Serigala itu tidak pernah memakan daging serigala
Sementara kita memakan daging sesama kita terang-terangan
Setiap ibu, hendaknya mereka bertaqwa kepada ALLAH SWT dalam mengurusi anak-anak mereka, mengarahkan mereka pada jalan Allah dan hendaknya mereka memahami fatwa Syaikh al-Allamah bin Shalih al-Utsaimin ketika beliau ditanya “Apakah kewajiban keluarga terhadap anak-anak yang meninggalkan shalat ?“
Beliau menjawab “Jika mereka memiliki anak-anak yang tidak mengerjakan shalat, maka kewajiban mereka adalah mewajibkan anak-anak itu untuk shalat, baik dengan nasehat, perintah ataupun pukulan. “ Hal itu berdasarkan sabda Rosulullah SAW
“Perintahkanlah anak-anakmu mengerjakan sholat disaat mereka berumur 7 tahun dan pukullah mereka jika tidak mengerjakannya saat mereka berumur 10 tahun” (HR.Ahmad dan abu daud)
Jika dengan pukulan mereka masih saja tetap tidak mau mengejakan shalat, maka tanggungjawabnya diserahkan pada Negara, semoga Allah memberikan taufik kepada Negara untuk menunaikan kewajiban ini, dan tidak boleh berdiam diri kepada anak-anak yang tidak mengerjakan shalat. Karena membiarkan mereka tidak mengerjakan shalat sama saja menyetujui kemungkaran. Sebab meninggalkan shalat itu merupakan kekufuran yang dapat mengeluarkan seseorang dari agamanya. Orang yang meninggalkan shalat itu telah kafir dan kelak dineraka. Maka jika ia mati, tidak boleh dimandikan, dishalatkan dan dikuburkan di pekuburan kaum muslimin. Semoga Allah mencurahkan keselamatan kepada kita. Amin
Oleh karena itu seorang ibu yang shalihah wajib memberikan motivasi kepada anak-anaknya untuk melakukan kebaikan, melarang mereka dari setiap perkara yang buruk, menghapukan syubhat(perkara yang samar-samar diantara halal dan haram), berlaku zuhud(cinta akhirat) terhadap dunia yang fana dan menjadi teladan yang baik bagi mereka. Hendaknya seorang ibu mengajarkan ilmu syar’i kepada mereka. Hari-harinya hendaknya diisi dengan membaca Al-Quran, menghadiri kajian-kajian ilmu syar’i hingga pekerjaan-pekerjaan rumah dengan niat mencari pahala disisi Allah. Hendaknya ia menjauhi perkataan dan perbuatan yang sia-sia, berhati-hati dari perbuatan hina dan menjadi golongan yang selalu berbekal diri dengan kebaikan serta membekali anak-anaknya dengan taqwa dan iman. Dan hendaknya ia dapat mengambil pelajaraan dari kisah wanita muda ini serta penyesalan ibunya karena tidak memberikan pengarahan kepadanya . Dengan demikian , ada usaha nyata untuk mendapatkan Khusnul khotimah.
No Response to "Renungan Untuk Ibu ^_^"
Posting Komentar
TERIMAKASIH SUDAH BERKUNJUNG KEBLOG SAYA INI ,SAYA MINTA MAAF JIKA ADA SALAH KATA ATAU SESUATU YANG MUNGKIN SUDAH PERNAH ANDA LIHAT SEBELUMNYA DAN MAAFKAN PULA JIKA BLOG SAYA TIDAK SEBAGUS BLOG LAINNYA , SAYA MENERIMA KRITIK DAN SARAN DARI ANDA UNTUK BLOG SAYA INI…..>>>